Britisia – Agus Sudiyar Tanjung namanya. Nama pria kelahiran Bangka yang berulang tahun setiap 16 Agustus tersebut memang belum begitu familiar. Sebagai salah satu partner di Oase Consulting (www.oase-consulting.com), Agus telah beberapa kali memberikan literasi keuangan kepada masyarakat. Beberapa konsultasi keuangan one by one, talk show dan pelatihan perencanaan keuangan telah dilakukan olehnya.
Agus juga sempat menempuh pendidikan Sertifikasi Perencanaan di IARFC Indonesia (Internasional Association of Registered Financial Consultants) dibawah bimbingan Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid, MBA, MNLP, CFE, CFP, CFE, CH, CHt, RIFA, RFC.
Agus pun telah mendapat sertifikasi seperti Qualified Personal Planner, Registered Para Planner, Convensional Financial Planner, Certificated Instroctur of CPMM.
Berikut petikan wawancara Britisia.com dengan pria yang kini bekerja sebagai Corporate Financial & Accounting Management di PMA Jepang dengan jabatan General Manager tersebut.
Tolong Jelaskan Sedikit Mengenai Pekerjaan Anda?
Agus : Kalau hari-hari saya bekerja di perusahaan Jepang. Posisi terakhir sebagai general manajer tapi bidangnya accounting financial. Di situ saya megang 7 departemen. Tapi saat ini saaya lihat terutama untuk pekerja, mereka kelola keuangan baru tanggal 10 saja sudah ngeluh. Habis. Fenomena itu menarik buat saya, kenapa sudah digaji UMR, masih single, tapi ngeluh gajinya habis. Bagaimana mengelola keuangan mereka? Dari situ saya cari cara agar mereka dengan gaji tersebut bisa hidup. Bukan hidup sehari-hari saja, tapi juga bisa nabung. Tapi itu jarang terjadi.
Lantas, bagaimana cara mensiasati agar keuangan kita tetap dapat stabil hingga akhir bulan?
Agus : Bagaimana caranya mereka bisa membedakan kebutuhan hidup mereka. Selama ini mereka nggak tahu. Kadang mereka gunakan HP, kita kalah. HP mereka lebih canggih. Kenapa mereka seperti itu? Gaya hidup mereka bukan mementingkan kebutuhan tapi mementingkan keinginan mereka. Akhirnya wajar kalau sampai tanggal 15 sudah mengeluh. Beda kalau mereka memenuhi kebutuhan.
Mengapa Anda tertarik dengan bidang ini?
Agus : Pada tahun 2013 kenapa saya masuk keuangan, pada saat itu saya mau resign. Saya membuat analisa kekayakan saya. Kira-kira apa yang bisa saya pegang. Ternyata kok saya hanya punya uang segini. Artinya saya dibutakan kenyamanan kerja. Segala fasilitas dapat.
Saya harus benar-benar punya perencanaan matang. Saya browsing. Akhirnya ketemu dan ikut kelas. Saya lebih tertarik lagi. Saya bisa berbagai dengan orang. Mereka juga paham dengan mengelola keuangan. Berapapun uang yang kita terima seharusnya bisa.
Lantas, apa langkah kongkrit Anda?
Agus : Awalnya saya berdiri sendiri. Jadi kalau ada konsultasi saya ladeni. Finasial check up. Data-data pengeluaran dia saya minta. Artinya pengeluaran dia sudah benar atau belum. Kalau belum seharusnya seperti apa. Kalau untuk literasi masyarakat saya biasnya buka kelas. Kemarin terakhir di Jati Warna. Disitu kita kasih penataran Mulai tahun 2015 dengan tim. Oase Consulting. Karena kita ingin dengan sedikit yang kita punya bisa kasih kehidupan banyak orang.
Setelah benar-benar terjun ke bidang ini, apa yang berubah dari Anda?
Agus : Pasti sangat terasa buat saya. Dulu punya uang seenak saya saja. Pada saat akhir bulan kadang uang saya masih cukup. Tapi saya nggak mengelola dengan benar. Kalau hanya belajar dibelakang meja nggak akan ada kemajuan. Pada saya sudah bisa, apapun ide saya, itu bisa saya lakukan. Kalau kita mau maju, kita harus di depan.
(APIN)