“Nanti acara ini yang paling penting, selain mengakomodir menjadi pariwisata baru dalam konteks musik, lebih kepada memberikan hal positif kepada masyarakat, musik bisa membuat sesuatu untuk orang banyak,” sambung sang musikus reggae itu.
Hal tersebut sudah dibuktikan dengan digelarnya acara tersebut selama tiga tahun berturut-turut. Termasuk Bali Reggae Festival 2017, pada 16-17 November lalu.
“Kita konsentrasi di charity. Kita ada satu gerakan sosial yang sudah tiga tahun kita jalankan di lingkungan. Kita membuat tong sampah, disebar ke daerah yang memerlukan. Tahun ketiga kemarin begitu selesai, ada Gunung Agung erupsi. Hari kedua laksanakan festifal, ternyata Gunung Agung erupsi. Makanya setelah acara, kita ke sana,” ungkap Agung Ngurah, selaku promotor.