Britisia – Perjalanan karir Pieter Ell sebagai soerang pengacara diraihnya dengan tam mudah. Setelah bergabung dengan lembaga bantuan hukum, Pieter Ell sempat menjadi asisten pengacara.
Wajar memang, dahulu, untuk menjadi seorang pengacara dibutuhkan beberapa tahapan yang memang harus dilalui.
“Karena dulu nggak gampang. Jadi pengacara susah. Harus dapat lisence. Harus ada ujiannya. Dan itu agak susah sekali,” jelas Pieter.
Pieter masih ingat benar kasus pertamanya. Yaitu pembebasan tanah perkebunan di Lampung.
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak sekali kasus beragam yang ia tangani. Pengalaman Pieter pun semakin bertambah. Begitu juga dengan mentalnya.
Seperti diketahui, profesi pengacara memang tak mudah. Pieter harus menanggung semua resikonya.
“Acaman sudah biasa. Saya pernah pernah advokasi kasus pembunuhan tokoh Papua di tahun 2001. Saat itu rem motor saya dipotong,” kenang Pieter.
Tak hanya mengancam nyawanya saja. Ancaman-ancaman juga kerap ditujukan kepada keluarganya. Namun Pieter tak pernah gentar.
“Ancaman ke keluarga juga sudah biasa. Saya pas istri melahirkan di Rumah Sakit juga didatangi orang-orang,” kata Pieter sambil tersenyum.
Namun ada satu kasus yang tak pernah dilupakan oleh Pieter. Yaitu saat menangani sebuah kasus yang berhubungan dengan pejabat di Papua. Saat itu, bukan uang yang diterima Pieter sebagai bentuk pembayaran. Melainkan seekor ayam.
“Yang selalu teringat, saya pernah tangani kasus di Papua. Ketika itu dibayar dengan ayam. Saya biasa aja. Itu kebanggaan kalau kita dihargai,” ujar Pieter. (Apin