“Awalnya ia hanya bermimpi untuk dapat bebas dari belenggu kesengsaraan tersebut, namun dengan tekad dan niat untuk hidup yang lebih baik, ia pun berusaha mengambil resiko dan keluar dari siklus tersebut, kata Chiko.
lagu In Pain ini di kemas dalam balutan musik rock dengan sedikit sentuhan elektronik dan bagian bridge yang lembut, untuk menciptakan kontras yang menarik serta menggambarkan alur perjuangan dalam mencari kebebasan.
“Konsep lirik terinspirasi dari teman saya yang tereksploitasi oleh kantor tempat dia bekerja”, tambah Chiko.
Proses penggarapan lagunya mulai recording hingga mixing dan mastering secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 3 bulan.
Sementara itu ,Irish Riswoyo selaku Produser mengaku support dengan dengan Paper Heart karena para personal memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang.
“ Saya hanya mensupport saja kepada mereka ini, sebab menurut saya mereka ini punya kemauan dan kemampuan yang bagus untuk bersaing secara sehat di Industri music Indonesia.Semoga Paper Heart bisa menjadi Idola baru bagi pecinta music Tanah Air,” Ujar Irish