Britisia -Warga Indonesia yang mengadu nasib di luar negeri meskipun sibuk dengan pekerjaan, agaknya masih punya waktu untuk mengikuti perkembangan di Tanah Air. Mereka memantau segala hal yang terjadi di Tanah Air, dari soal isyu politik, ekonomi, musik maupun gosip artis. Alasannya sederahana. Selain sebagai obat kangen kampung halaman, juga agar tidak ketinggalan berita. Utamanya perkembangan musik.
Di Indonesia perkembangan musik pop maupun dangdut memang sangat pesat. Kalau terlewat sebentar saja, bisa tertinggal banyak. Itu sebabnya, sebut saja Wati, bukan nama sebenarnya salah seorang pekerja Indonesia yang mengadu nasib di Seoul, Korea Selatan, selalu mengikuti segala sesuatu yang terjadi di Tanah Air. Sebenarnya tujuan utamanya untuk mengobati kangen pada kampung halaman.
“ Kita mengikuti perkembangan Tanah Air dari youtube, internet atau grup whatsapp. Atau informasi dari keluarga. Macam-macam yang diikuti. Dari musik, politik, dangdut sampai gosip,” tutur Wati polos.
Menurut Wati, kalau kangen pada keluarga bisa diatasi dengan video call. Tapi kalau kangen pada masakan Indonesia tidak bisa diobati dengan video call. Apalagi kalau kangen pada artis dangdut Indonesia. Obatnya harus nonton konsernya.
Pekerja Indonesia yang mengalami kerinduan seperti Wati, jumlahnya sangat banyak. Sedikitnya terdapat 40 ribu pekerja Indonesia legal yang menahan rindu terhadap Tanah Air, masakan, kebudayaan dan musik dangdut Indonesia. Ketika ditanya apa keinginan mereka? Sebagian besar menjawab ingin ada semacam pasar malam seperti Jakarta Fair, tapi ada di Korea Selatan. Yang bisa menyajikan kebudayaan Indonesia, masakan Indonesia dan musik Indonesia. Lebih spesifik mereka menyebut tiga nama pedangdut yang paling dirindukan yaitu Ayi Ting Ting, Zaskia Gotik dan Via Vallen. Untuk penyanyi pop, mereka merindukan Raisa.
“ Kami ingin melihat konsernya Ayu Ting atau Zaskia Gotik di Korea selatan,” harap mereka.
“ Kalau saya ingin nonton penampilan Via Vallen. Dia naynyi lagu Sayang dengan bahasa Jawa jadi bisa mengobati kangen kampung halaman,” kata salah seorang pekerja asal Kebumen.
Melihat banyak pekerja Indonesia yang sedang kangen pada musik dan kebudayaan Indonesia, Sun Park, pria asal Korea Selatan yang juga salah seorang pemilik Korea Pop Dangdut Management merasa simpati. Sun Park merasa terpanggil untuk mewujudkan impian para pekerja tersebut membuat pasar malam yang ada konser musik dangdutnya. Sun Park berharap apa yang dilakukan bisa mengobati rasa rindu mereka.
Untuk mewujudkan keinginan itu tentu saja tidak mudah. Untunglah, Sun Park menemukan partner bernama Agustinus Ronaldo, pemilik chanel tv DC 7 yang mempunyai visi sama. Setidaknya mereka punya impian dan cita-cita sama untuk membuat pergelaran kebudayaan Indonesia di Korea Selatan.
Hasil pembicaraan antara Sun Park dengan Agustinus Ronaldo, mereka sepakat akan membuat sebuah event yang diberi nama I-Ko Carnival. Yaitu event kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dengan menampilkan berbagai pergelaran kebudayaan di Seoul, Korea Selatan yang bisa disaksikan ribuan penonton asal Indonesia. Soal detil acaranya seperti apa, Sun Park dan Agustinus masih menggodok agar bisa ditampilkan lebih seru.