Lebih lanjut Sandi menambahkan, 200 lebih penari di atas panggung Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ menyimpul 31 nomor koreografi yang menginterpretasi 31 lagu daerah dan nasional selama pertunjukan berdurasi dua jam tersebut, mulai dari lagu Kutidhieng dari Aceh, Cik Cik Periuk dari Kalimantan Barat, hingga E Mambo Simbo dari Papua.
“Koreografi semuanya baru 100%, kami melakukan research, mencari literasi dan juga workshop koreografi sekitar dua minggu untuk mencari dan eksplorasi gerak yang kita gunakan di pagelaran ini. Meski semua berakar dari tradisi Indonesia, tentu kita kembangkan sedemikian rupa guna menyesuaikan dengan capaian setiap daerah beserta tokoh-tokoh pahlawan yang kita usung. Jadi kita semaksimal dan seotentik mungkin setiap daerah itu punya ciri khasnya masing-masing,” ia menceritakan.
Sementara itu, penari asal Bali, Gunk Mas kembali dipercaya untuk terlibat dalam Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’. Ia merasa antusias pada kesempatan kali ini dapat memerankan tokoh idolanya, yakni Ida I Dewa Agung Istri Kanya, seorang ratu yang memimpin Bali dari tahun 1814 sampai 1850 dan terkenal gigih serta mahir dalam taktik peperangan, karena memimpin perwalawan rakyat Klungkung ketika menentang invasi Belanda di Desa Kusamba.