BRITISIA – Tren pengobatan alternatif menggunakan tanaman obat (herbal) kian menjamur sejak beberapa tahun terakhir. Banyak anggota masyarakat yang mulai melirik herbal, dan khasiat herbal pun semakin diakui. Sayangnya, ditengah minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap pengobatan herbal, selalu saja muncul persoalan. Salah satu persoalan tersebut adalah dengan tampilnya pengobat herbal gadungan yang hanya berniat mengeruk keuntungan secara materi.
“Para oknum pengobat herbal inilah yang membuat pengobatan herbal terkadang masih dipandang sebelah mata,” sesal Jeng Ana, herbalis berjuluk Ratu Herbal Indonesia.
Sikap apriori masyarakat itu diperparah lagi dengan layanan para pengobat herbal yang tidak profesional dan kurang bermutu. Karena itulah, sebagai langkah terobosan Jeng Ana tidak hanya terus meningkatan layanan maupun kualitas herbal racikannya, tapi juga selalu meminta kepada pasien agar membawa cek laboratorium. Hal ini dia lakukan untuk menepis keraguan pasien akan pengobatan herbal yang dilakukannya.