Angka drop out (DO) KB yang meningkat sejak pandemi menjadi perhatian serius Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim. Pada bulan Februari 2020 angka DO KB sebanyak 1,13 persen. Namun, pada bulan Juli angka tersebut naik tajam menjadi 10,46 persen, atau naik sekitar 1,5 persen setiap bulan.
“DO KB berdampak pada menurunnya kepesertaan ber-KB turun. Dampak berikutnya adalah terjadinya kehamilan tidak diinginkan,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim Sukaryo Teguh Santoso saat acara Ngopi Bareng Kaper dan Rekan-rekan (Ngoper Kanan) di kantor BKKBN Jatim, Kamis (24/9).
Menurutnya, untuk mengatasi hal itu, BKKBN melakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah dengan gencar melakukan kampanye untuk mencegah putus ber-KB, serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberi pelayanan KB dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Pada bulan Agustus, peserta KB mulai meningkat, kehamilan juga menurun, dari 2,9 jadi 2,8. Itu seiring dengan gencarnya kita semua untuk mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.