“Begitu juga jika dibandingkan dengan bandara, stasiun, pasar dan mal.
Karenanya GPBSI mengharapkan kami ikut diajak diskusi mengenai penerapan protokol kesehatan di bioskop,” ucap Bagiono yang juga menjadi pembicara dalam diskusi.
Dari sisi industri musik, Hary Koko Santoso dari Deteksi Production mengungkapkan, dari April hingga September 2020 ini ada sekitar 700 ribu konser musik yang batal digelar. Industri musik juga nyaris tak berkegiatan.
“Kami tidak ingin terjebak dengan kondisi ini. Protokol kesehatan itu bukan sekedar pake masker, jaga jarak dan lainnya, tapi harus ada jalan keluarnya juga,” ujar Hary Koko.
Senada dengan Hary Koko, Agi Sugianto dari Pro Aktif juga mengungkapkan kerisauannya. Selaku produser yang menaungi beberapa artis ternama seperti Trio Macan, ia mengaku dalam kondisi seperti ini kita harus pintar-pintar mensiasatinya. Jika tidak, maka industri musik akan semakin tiarap.
“Kerisauan saya sebagai produser musik sama seperti apa yang dirasakan pak Djonny, jadi kita harus pintar mensiasati agar bisa bertahan. Penghasilan utama artis saya 80 persen berasal dari hasil konser. Jadi kalau mereka tidak ada konser, ya nggak ada pemasukan. Meski kita sudah mensiasati dengan cara digital, tetapi tetap saja 70 persen hasil digital tergantung dari hasil konser artisnya. Jadi, saya berharap masalah ini cepat selesai, dan dunia hiburan khususnya industri musik bisa kembali bergerak,” terang Agi.